Definisi (JNC VII, 2003)
Tekanan darah sistolik 140 mmHg /
lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg / lebih atau sedang dalam pengobatan
anti-hipertensi
Etiologi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
- Hipertensi primer / essensial à hipertensi yang penyebab pastinya masih belum dapat diketahui.
- Hipertensi sekunder à hipertensi yang disebabkan oleh gangguan kesehatan lain. Misalnya kelainan pembuluh darah, gangguan ginjal, dan lain sebagainya.
Hipertensi Primer
Hipertensi Primer dibedakan atas :
- Hipertensi Primer labil
- Hipertensi Primer sistolik
- Hipertensi Primer benigna
- Hipertensi Primer maligna
Klasifikasi
(JNC VII, 2003)
Kriteria
|
Tekanan Sistolik
|
Tekanan Diastolik
|
Normal
|
< 120 mmHg
|
< 80 mmHg
|
Prehipertensi
|
120 – 139 mmHg
|
80 – 89 mmHg
|
Hipertensi Stadium I
|
140 – 159 mmHg
|
90 – 99 mmHg
|
Hipertensi Stadium II
|
> 160 mmHg
|
> 100 mmHg
|
Insidensi
Sering ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik
terus meningkat sampai usia 55 – 60 tahun, kemudian berkurang atau turun
drastis.
Kurang lebih 10% penderita hipertensi tergolong hipertensi sekunder,
sebagian besar yaitu sekitar 90% tergolong hipertensi primer (essensial).
Faktor
resiko
- Faktor keturunan à 70 – 80% kasus hipertensi essensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga
- Stress
- Kegemukan (Obesitas)
- Pola makan à Tinggi lemak dan rendah serat
- Merokok
- Olahraga à Kurang olahraga
Manifestasi
klinis
Kebanyakan asimptomatis
- Gejala yang mungkin:
1. sakit kepala pada hipertensi berat,
biasanya terjadi pada regio occipital yang dirasakan saat bangun pagi hari.
2. palpitasi
3. cepat lelah
4. epistaksis
5. hematuria
6. penglihatan kabur
7. dyspnea karena gagal jantung
Pemeriksaan
penunjang
- pemeriksaan rutin:
- gula darah puasa
- kadar kolesterol total
- kadar kolesterol-LDL
- kadar kolesterol-HDL
- kadar trigleserida puasa
- kalium darah
- asam urat darah
- kreatinin darah
- kreatinin clearance
- hemoglobin dan hematokrit
- urinalisis
- elektrokardiogram
- pemeriksaan yang dianjurkan:
- ekokardiogram
- USG karotis
- Proteinuria kuantitatif
- Ancle-brachial indeks
- Funduskopi
- Tes toleransi glukosa (untuk gula darah puasa > 100mg/dl)
- ABPM
- Pengukuran pulse wave velocity
- C-reactive protein
Komplikasi
Kerusakan organ target meliputi jantung, pembuluh darah, otak, mata dan
ginjal
Jantung:
-
hipertrofi
ventrikel kiri
-
angina
atau infark miokardium
-
gagal
jantung
-
aritmia
-
penyakit
jantung koroner
-
kardiomiopati
Otak:
-
stroke
atau Transient Ischaemic Attack
-
ensefalopati
-
infark
maupun perdarah otak
Ginjal: nefrosklerosis
Mata: Retinopati hipertensif
Penatalaksanaan
Tujuan terapi:
Mengurangi
mortalitas dan morbiditas akibat tekanan darah tinggi. Target tekanan darah
yang dicapai pada pasien hipertensi tanpa komplikasi adalah <140/90 mmHg,
sedangkan untuk hipertensi dengan komplikasi diabetes atau penyakit ginjal
adalah <130/80 mmHg.
I. Non Farmakologis
Modifikasi gaya hidup :
- Penurunan berat badan pada pasien overweight
- Latihan fisik secara teratur (aerobik)
- Mengurangi makan garam
- Makan K, Ca dan Mg yang cukup
- Membatasi konsumsi alcohol
- Berhenti merokok
- Kurangi makan kolesterol dan lemak jenuh untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan
II. Farmakologis
Obat Anti Hipertensi Tahap Pertama
- Diuretik
Mekanisme kerja
: Meningkatkan ekskresi Natrium, klorida, air, seehingga volume plasma dan
cairan ekstrasel menurun sehingga CO menurun makan tekanan darah akan menurun.
Efek Samping :
Hipokalemia yang
dapat menyebabkan aritmia.
Kolesterol
darah, trigliserid dan asam urat meningkat yang dapat menyebabkan Penyakit
Jantung Koroner
Pemakainan
jangka panjang dapat menyebabkan intoleransi glukosa.
Indikasi :
Pasien dengan kadar rennin rendah (usia >50 tahun)
Penderita dengaangn gagal jantung, asma, penyakit paru obstruktif
Kronik.
- Penghambat Adrenegik
- b
blocker
Mekanisme kerja :
Pengurangan denyut jantung dan kontraktilitas
myocard sehingga CO
menurun.
Penghambatan
pelepasan NorEpinefrin melalui hambatan reseptort B2 prasinaps.
Hambatan sekresi
rennin melalui hambatan reseptor B1 di ginjal.
Efek sentral
Indikasi :
Hipertensi ringan-sedang dengan PJK, aritmia, dan sirkulasi hiperkinetik.
Efek samping :
Asma,
bradikardi, decompensatio cordis, DM
- A blocker
Mekanisme kerja
:
Menghambat
reseptor A1 di pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi NorEpinefrin dan
Epinefrin sehingga terjadi dilatasi arteriol dan vena yang mengakibatkan TPR
menurun sehingga tekanan darah menurun.
Menurunkan
kolesterol LDL, trigliserid, dan meningkatkan HDL, menurunkan resistensi
insulin.
Efek samping :
Decompensatio
cordis, Hipertensi ortostatik.
- ACE Inhibitor
Mekanisme kerja
:
Menurunkan
Angiotensin II dengan efek :
Vasodilatasi
Aldosteron
menurun : Ekskresi Na dan air meningkat dan retesi K sehingga tekanan darah
menurun
Indikasi : Hipertensi ringan – berat
Efek
samping :
Batuk kering,
Rash, gangguan pengecap, udem angineurotik, gagal ginjal akut, proteinuria,
hiperkalemia.
- Antagonis Calcium
Mekanisme kerja
: Menghambar influx Calcium melalui Ca channel di membran sel jantung dan otot
polos
Efek samping: Penurunan
Tekanan darah yang cepat : iskemi myocard. Takikardi angina, pusing.
Edema perifer
(bersifat local)
Aritmia,
konstipasi
Obat Anti Hipertensi Tambahan
- Adrenolitik sentral
Mekanisme kerja
: Mengurangi TPR tanpa banyak mengubah denyut jantung dan CO.
Efek samping :
sedasi, hipotensi postural, pusing, mulut kering, sakit kepala, gangguan tidur,
depresi mental.
- Penghambat saraf Adrenergik
Mekanisme kerja
: Mengosongkan katekolamin dan serotonin di berbagai orga dan medulla adrenal
serta otak.
Efek samping :
Letargi, hiperasididitas, depresdi, impotensi.
- Vasodilator
Mekanisme kerja
: Merelaksasi secara langsung otot polos arteriol swhingga terjadi vasodilatasi
maka tekanan darah akan mernurun.
Efek samping : Retensi Na dan air, takikardi, sakit kepala, sindrom lupus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar