Selasa, 24 Januari 2012

Hipertensi

Definisi (JNC VII, 2003)

Tekanan darah sistolik 140 mmHg / lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg / lebih atau sedang dalam pengobatan anti-hipertensi

Etiologi

Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  1. Hipertensi primer / essensial à hipertensi yang penyebab pastinya masih belum dapat diketahui.
  2. Hipertensi sekunder à hipertensi yang disebabkan oleh gangguan kesehatan lain. Misalnya kelainan pembuluh darah, gangguan ginjal, dan lain sebagainya.

Hipertensi Primer

Hipertensi Primer dibedakan atas :
  1. Hipertensi Primer labil
  2. Hipertensi Primer sistolik
  3. Hipertensi Primer benigna
  4. Hipertensi Primer maligna

Klasifikasi (JNC VII, 2003)

Kriteria
Tekanan Sistolik
Tekanan Diastolik
Normal
< 120 mmHg
< 80 mmHg
Prehipertensi
120 – 139 mmHg
80 – 89 mmHg
Hipertensi Stadium I
140 – 159 mmHg
90 – 99 mmHg
Hipertensi Stadium II
> 160 mmHg
> 100 mmHg

Insidensi

Sering ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55 – 60 tahun, kemudian berkurang atau turun drastis.
Kurang lebih 10% penderita hipertensi tergolong hipertensi sekunder, sebagian besar yaitu sekitar 90% tergolong hipertensi primer (essensial).

Faktor resiko

  1. Faktor keturunan à 70 – 80% kasus hipertensi essensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga
  2. Stress
  3. Kegemukan (Obesitas)
  4. Pola makan à Tinggi lemak dan rendah serat
  5. Merokok
  6. Olahraga à Kurang olahraga

Manifestasi klinis

Kebanyakan asimptomatis
  • Gejala yang mungkin:
1.      sakit kepala pada hipertensi berat, biasanya terjadi pada regio occipital yang dirasakan saat bangun pagi hari.
2.      palpitasi
3.      cepat lelah
4.      epistaksis
5.      hematuria
6.      penglihatan kabur
7.      dyspnea karena gagal jantung


Pemeriksaan penunjang

  1. pemeriksaan rutin:
    1. gula darah puasa
    2. kadar kolesterol total
    3. kadar kolesterol-LDL
    4. kadar kolesterol-HDL
    5. kadar trigleserida puasa
    6. kalium darah
    7. asam urat darah
    8. kreatinin darah
    9. kreatinin clearance
    10. hemoglobin dan hematokrit
    11. urinalisis
    12. elektrokardiogram

  1. pemeriksaan yang dianjurkan:
    1. ekokardiogram
    2. USG karotis
    3. Proteinuria kuantitatif
    4. Ancle-brachial indeks
    5. Funduskopi
    6. Tes toleransi glukosa (untuk gula darah puasa > 100mg/dl)
    7. ABPM
    8. Pengukuran pulse wave velocity
    9. C-reactive protein

Komplikasi

Kerusakan organ target meliputi jantung, pembuluh darah, otak, mata dan ginjal
Jantung:
-          hipertrofi ventrikel kiri
-          angina atau infark miokardium
-          gagal jantung
-          aritmia
-          penyakit jantung koroner
-          kardiomiopati
Otak:
-          stroke atau Transient Ischaemic Attack
-          ensefalopati
-          infark maupun perdarah otak
Ginjal: nefrosklerosis
Mata: Retinopati hipertensif

Penatalaksanaan

Tujuan terapi:
Mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat tekanan darah tinggi. Target tekanan darah yang dicapai pada pasien hipertensi tanpa komplikasi adalah <140/90 mmHg, sedangkan untuk hipertensi dengan komplikasi diabetes atau penyakit ginjal adalah <130/80 mmHg.

I. Non Farmakologis
Modifikasi gaya hidup :
  • Penurunan berat badan pada pasien overweight
  • Latihan fisik secara teratur (aerobik)
  • Mengurangi makan garam
  • Makan K, Ca dan Mg yang cukup
  • Membatasi konsumsi alcohol
  • Berhenti merokok
  • Kurangi makan kolesterol dan lemak jenuh untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan


II. Farmakologis
     Obat Anti Hipertensi Tahap Pertama

  1. Diuretik
Mekanisme kerja : Meningkatkan ekskresi Natrium, klorida, air, seehingga volume plasma dan cairan ekstrasel menurun sehingga CO menurun makan tekanan darah akan menurun.
Efek  Samping :
Hipokalemia yang dapat menyebabkan aritmia.
Kolesterol darah, trigliserid dan asam urat meningkat yang dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner
Pemakainan jangka panjang dapat menyebabkan intoleransi glukosa.
Indikasi : Pasien dengan kadar rennin rendah (usia >50 tahun)
                Penderita dengaangn gagal jantung, asma, penyakit paru obstruktif      
                Kronik.

  1. Penghambat Adrenegik
- b blocker
 Mekanisme kerja :
 Pengurangan denyut jantung dan kontraktilitas myocard sehingga CO                     menurun.
Penghambatan pelepasan NorEpinefrin melalui hambatan reseptort B2 prasinaps.
Hambatan sekresi rennin melalui hambatan reseptor B1 di ginjal.
Efek sentral
Indikasi : Hipertensi ringan-sedang dengan PJK, aritmia, dan sirkulasi hiperkinetik.
Efek samping :
Asma, bradikardi, decompensatio cordis, DM

- A blocker
Mekanisme kerja :
Menghambat reseptor A1 di pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi NorEpinefrin dan Epinefrin sehingga terjadi dilatasi arteriol dan vena yang mengakibatkan TPR menurun sehingga tekanan darah menurun.
Menurunkan kolesterol LDL, trigliserid, dan meningkatkan HDL, menurunkan resistensi insulin.

Efek  samping :
Decompensatio cordis, Hipertensi ortostatik.

  1. ACE Inhibitor
Mekanisme kerja :
Menurunkan Angiotensin II dengan efek :
Vasodilatasi
Aldosteron menurun : Ekskresi Na dan air meningkat dan retesi K sehingga tekanan darah menurun

Indikasi : Hipertensi ringan – berat
Efek samping  :
Batuk kering, Rash, gangguan pengecap, udem angineurotik, gagal ginjal akut, proteinuria, hiperkalemia.

  1. Antagonis Calcium
Mekanisme kerja : Menghambar influx Calcium melalui Ca channel di membran sel jantung dan otot polos

Efek samping: Penurunan Tekanan darah yang cepat : iskemi myocard. Takikardi angina, pusing.
Edema perifer (bersifat local)
Aritmia, konstipasi

      Obat Anti Hipertensi Tambahan

  1. Adrenolitik sentral
Mekanisme kerja : Mengurangi TPR tanpa banyak mengubah denyut jantung dan CO.
Efek samping : sedasi, hipotensi postural, pusing, mulut kering, sakit kepala, gangguan tidur, depresi mental.

  1. Penghambat saraf Adrenergik
Mekanisme kerja : Mengosongkan katekolamin dan serotonin di berbagai orga dan medulla adrenal serta otak.
Efek samping : Letargi, hiperasididitas, depresdi, impotensi.

  1. Vasodilator
Mekanisme kerja : Merelaksasi secara langsung otot polos arteriol swhingga terjadi vasodilatasi maka tekanan darah akan mernurun.

Efek samping : Retensi Na dan air, takikardi, sakit kepala, sindrom lupus.
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar